Ads 468x60px

Pages

Kamis, November 24, 2011

mencintai dengan sederhana

mungkin ada beberapa yang udah sering dengar kata kata seperti judul di atas "mencintai dengan sederhana"

entah kenapa rasanya akhir - akhir ini pengen nulis tentang itu, ditemani dengan lagu MLTR, westlife dan beberapa lagu jadul random lainnya tertuanglah tulisan ini.
papa, ayah, daddy, papi, pipi, father, fadah atau apalah dan bagaimanalah setiap orang menyebut panggilan - panggilan kasih itu. it refers to a same meaning, an uncountable love from a simple and undefined man :D

sejak kecil, aku sudah terbiasa hidup dengan seorang ayah yang memberi cintanya dengan cara yang berbeda, aku bahkan tidak bisa membayangkan rasa yang sama jika aku memiliki ayah yang lain. mungkin mereka lebih baik, tapi ayahku sendiri adalah ayah terbaik yang diberikan oleh Tuhan untuk menyimpan aku dalam rumahnya untuk dirawat dan dibentuk. aku memanggilnya papa, sesosok pria berkumis dengan tinggi badan 170 cm, perutnya buncit, merawat kumis serta selalu merasa tampan dan muda. oh iya, aku mewarisi dua buah lesung pipi dari papa yang luar biasa.

saat kecil aku sering berpikir papa adalah orang yang cuek dan tidak mengerti perasaan anaknya, tidak tahu caranya membagikan cintanya kepada anaknya seperti sosok ayah di luar sana dan bahkan terkesan membiarkan hidup anaknya mengalir seperti air. anak kecil akan selalu senang apabila ayahnya pulang lalu menghampiri dan memeluk ia sembari bertanya "bagaimana di sekolah? oh, anak papa pintar ya" atau membanggakan anaknya di depan rekan - rekannya yang lain, tidak....papa tidak, bahkan hingga aku sudah cukup dewasa, pernyataan tentang anaknya selalu sama ke orang lain "ini nih, anakku hobi makan atau hal konyol lainnya".

terlambat sadar
satu kata yang mungkin patut aku dengarkan adalah "bodoh", aku terlalu bodoh untuk menyadari bagaimana papa membagikan cinta pada anaknya. maaf kalau postingan ini kebanyakan curhat :D
kenangan yang masih teringat saat kecil adalah saat aku merengek - rengek ingin pergi ke pasar malam (saat itu aku belum tahu kalau itu pasar malam, yang aku tahu hanyalah terdapat wahana permainan dan menyenangkan) sementara kondisi saat itu tidak memungkinkan, tapi papa akhirnya mau menemani anaknya yang masih berumur sekitar 7 tahun untuk pergi bermain ke pasar malam di siang hari. bisa dibayangkan betapa garingnya seorang bapak - bapak pergi bermain dengan seorang anak kecil di siang hari yang masih sepi pengunjung dan hanya terdapat beberapa wahana yang sudah beroperasi.
dan aku masih ingat bagaimana respon papa saat aku jatuh pada saat SMA. rengekan - rengekan serta jeritan sering dari seorang anak yang mungkin menyayat hatinya saat itu. melihat anaknya merasa tidak berarti dan sia - sia, hatinya ikut terluka dan hancur. saat dimana papa ikut menitikkan air mata yang sebenarnya tidak pantas. nyaris setiap pulang sekolah aku selalu mengeluh dan memberontak untuk satu kata "sekolah". ia selalu berusaha membangkitkan gairahku untuk menuntut ilmu. aku masih ingat apa yang ia katakan, dan terus terngiang - ngiang "papa rela bangkrut atau ga punya apa - apa demi meme" (he used to call me meme).

guess what? that's all my foolness, aku seharusnya sadar saat papa tidak memuji anaknya pintar atau hal lainnya, ia ingin agar anaknya mampu berusaha tanpa ada pujian atau embel - embel, ia ingin anaknya mandiri, ia ingin hal terbaik untuk anaknya.

satu contoh simpel, saat aku cerita bagaimana teman sekamarku (ngekos) akan tahan sekamar dengan aku yang cukup berantakan dan "jorok" ke papa, dimana teman sekamarku adalah pribadi yang cukup rapi dan bersih, dia hanya menanggapi dengan enteng "ga papa, bagus dong kalau meme jorok, jadinya dia ntar ga tahan sama meme, jadinya ga ada orang yang tahan dekat - dekat meme"
dari serangkaian kata - kata konyol itu, sebenarnya ia ingin anaknya menjadi lebih rapi dan bersih agar orang - orang mau dekat dengan anaknya.

bahasa seorang ayah tidak keluar dari mulutnya, tapi dari hatinya. tergantung bagaimana kita sendiri menerjemahkan kata - kata yang terkadang kurang sinkron untuk dimengerti.

aku bangga punya papa yang dapat mencintai anaknya dengan sederhana, bukan dengan lembar - lembar yang banyak kuman, atau kata cinta yang selalu terucap. kemarahan, ucapan, dan tindakannya adalah bentuk - bentuk cinta sederhana yang tidak akan dapat dirumuskan.


my beloved and norakss father :p


Father's love is simple and undefined