Ads 468x60px

Pages

Sabtu, Oktober 22, 2011

I don't kiss the morning goodbye

                Hari ini, sama seperti penggalan cerita dimulai pada biasanya. Mentari masih bersinar dengan cerah dan burung – burung masih berkeliaran seolah hidupnya mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa resah. Hari ini, papa datang dari Pekanbaru dengan pesawat dari maskapai X yang tumben sekali tidak delay hari ini, jam 10 pagi, dan sampai di Jakarta pukul 12 siang. Melalui perjalanan yang cukup alot dan tidak bisa diselesaikan begitu saja dengan kalkulus, beliau sampai di kediaman (tempat saya bernaung selama menempuh pendidikan di Jakarta) sekitar pukul 2 siang. Mentari masih bersinar dengan tenangnya, saat itu.
                Pukul 3 siang kami berangkat menuju rektorat kampus untuk menyelesaikan urusan yang tak kunjung selesai, apa boleh buat, jam operasional rektorat hanya sampai jam 2 siang. Tenonet. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke sebuah Mall yang menurut saya bentuknya seperti keong. Oh iya, sebelum itu kami mampir dulu ke sebuah warteg unyu di depan kampus.
                Kami tiba di Mall Keong, setelah makan di sebuah restoran S yang menyediakan berbagai menu dari makanan yang bisa dimakan sampai tidak bisa dimakan (piring) K lalu kami berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa kebutuhan harian dan bulanan...
                Satu demi satu rak kami lewati, semakin perasaan yang kurang enak merajalela dan menyentuh saya. Apakah kehidupan sama seperti halnya kami melewati rak – rak dengan begitu cepatnya. Papa, i dont wanna miss so many things...
                Berbelanja selesai, dan akhirnya kami pulang saat waktu menunjukkan pukul 19 agak lewat sedikit. Perasaan itu menjadi semakin nyata dan jelas. Saat dalam perjalanan pulang, papa mendapat sebuah telepon hangat, dari mama. Setelah beberapa menit percakapan itu terdengar seperti suara anak kecil di balik telepon itu, ya adik. I have 2 lil brothers. I’m swear, they are too cute J dan suara yang terdengar di balik telepon itu adalah adik saya yang berumur 3 tahun, namanya vino :3 bergegas saya mengambil alih telepon itu...
                “nono, nono udah mandi?” tanyaku
                “nono udah mandi”, jawabnya sedikit terbata – bata
                “cece sayang nono?” tanyanya
                *jleb*
                “cece sayang nono, nono sayang cece?”
                “sayang, nono sayang”
                “cece phanie mana?”
                “cece pani main apop (re: laptop)” jawabnya dengan aksennnya yang khusus
                ....
                Tuhan, I miss them so much. I miss them damn much, selalu ada sesuatu yang hilang dari kebahagiaan yang sepintas tidak tampak, i guarantee. Adakah masa yang sama seperti masa ini, dan masa – masa yang telah berlalu? Atau, sampai kapankah? Should I say goodbye?

0 komentar: