Ads 468x60px

Pages

Kamis, Maret 24, 2011

maaf mas, saya masih SD kelas 1

foto belum cukup umur

haha
foto di atas diperuntukan bagi yang sudah cukup umur, bagi yang belum cukup umur disarankan untuk tidak melihat
tadi tiba - tiba kepikiran masa SD, nggak jelas sih
terus bergegas ngambil rapor terus mandangin foto binal seperti foto di atas
ternyata setelah diamati, saya semakin sadar. jadiiiii sebenarnya selama ini, PONI ini hanyalah tameng yang menutupi jendela dari bias - bias cahaya

JENONG SAYA BERCAHAYA seperti genderang mau perang, setiap ada kamuuuuuu....

*stop*

mari kita mulai dari masalah rapor, kali ini saya bukan berbicara masalah nilai rapor, tapi adalah fisiologi dan anatomi si rapor
hari itu penerimaan rapor kelas 3 sd kalau tidak salah, seusai menerima rapor, saya dan papa saya yang unyu bergegas pulang dengan rapor saya genggam di tangan saya penuh cinta. lalu karena namanya juga lagi penerimaan rapor *biasanya serentak di sekolah - sekolah* jalanan jadi macet, jadi kami melewati pinggir - pinggir jalan karena kendaraan yang diparkir agak jauh. karena tidak sengaja, tangan saya yang masih lembut dan bersinar seperti sunlight *majas metonimia* tidak sengaja menumpahkan rapor saya ke dalam benda berisi genangan air yang biasanya disebut orang dengan PARIT. ayo kita ulangi, P A R I T. tidak perlu saya kondisikan bagaimana bentuk parit tersebut, lalu seketika kami diam terpaku, saya pilu saat itu, papa yang unyu akhirnya dengan bantuan ninja hotaru berhasil mendapatkan rapor saya yang warna biru itu. alhasil tulisan yang berisi data - data *kumpulan informasi disebut dengan data kalau tidak salah* akhirnya luntur, seperti cinta saya pada soal uas beberapa hari belakangan ini.
berikut penampakannya. cekidot
rapor saya petak

petak rapor saya

kalau tidak petak, bukan rapor saya



oh iya saat saya menulis postingan ini, laptop saya tiba - tiba terestart sendiri namun dengan gaib, saya rasa masuk virus *bikin pesta* *bangga*

oke lalu sepanjang perjalanan saya kena omel, padahal kan saya tidak sengaja :( setibanya di rumah, tak kuasa saya menahan tangisan, akhirnya pecah juga tangisan itu. ingin sekali rasanya saya memeluk papa terus bilang "aku juga sayang papa"
oke, kejadian sebenarnya adalah saya menangis, karena rapor saya jadi luntur. (nb: sampai sekarang, rapor saya masih menjadi fosil bekas rapor parit, tidak diganti). saya jadi teringat kejadian kelas 2 sd, waktu itu saya masuk siang. peer saya tergeletak sembarangan, adik saya yang waktu itu masih balita dengan senang hati mengambil pena dan mencorat serta mencoret buku saya dengan penuh hasrat, lalu meremuk - remukkannya. saat itu saya juga menangis, akhirnya saya menulis di halaman selanjutnya
"maaf bu, adik saya yang coret buku saya"

***

masa - masa sd saya dipenuhi dengan kebodohan (baca: kebongakan) saat itu saya masih polos *sekarang juga* biasanya kalau jumat kami pulang telat, karena ada agama. di hari itulah biasanya teman - teman saya bercerita tentang makhluk halus sampai makhluk sangat halus (baca: fransiska) adalah juga yang bercerita kalau sekolah kami itu kononnya rumah sakit zaman belanda -_- kuburan -_- untung tidak ada yang bilang kalau sekolah kami itu adalah bekas diskotik. sampai - sampai kami *cewek - cewek* hebring sendiri, buat kelompok - kelompok investigasilah, apalah. seperti kalau kami menemukan bambu di atas pasir, ada - ada saja suara dari orang yang samar - samar sok tahu mengatakan bahwa itu bekas main jelangkung -,- padahal lebih tepatnya main layangan. sampai sekarang saya tidak habis pikir, dulu begitu percaya dengan hal seperti itu.

***
Pandai Berbohong
salah satu potret kehidupan saya selama SD , mungkin tidak tepat juga dibilang pandai berbohong, sebenarnya tidak ada hal berat yang saya bohongi. dulu saya *kelas 4 sd* pernah kesandung meja, lalu kuku kaki saya bagian telunjuk kiri menjauhkan diri dari kulitnya. lalu keesokan harinya saya menggunakan sendal ke sekolah dengan alasan kaki saya sakit sebab kuku kakinya lepas (KSSBKKL). selain itu, saya pernah menangis tersedu - sedu untuk hal sepele, waktu itu teman saya namanya Rizky Aulia Putra sedang berlari - lari menabrak saya *kebetulan saya asma* lalu menumbuk bagian paru - paru saya *anak SD sok tahu, sebenarnya saat itu saya saja belum tahu paru - paru di mana, dulu saya pikir hati itu bukan organ, tapi perasaan, CINTA* -_- lalu saya bilang ke guru bahwa asma saya kambuh, alhasil bocah itu terkena ceramah oleh guru dan saya diamankan ke UKS dan beristirahat dengan penuh cinta di sana

Agnes Monica dan Leony
whaha *ketawa setan* sebenarnya saya malu juga membeberkan fakta ini, teman - teman saya *sebenarnya nggak lebih dari 5 orang* mengatakan kalau saya itu mirip Agnes Monica, begini ceritanya
si teman (A) : eh frans kemarin aku kirain kau masuk majalah loh, aku kaget
saya (B) : hah, nggak kok
A : iya ternyata Agnes Monica, kau mirip kali loh sama Agnes Monica waktu kecil *mungkin agnes monica lagi makan pisang* -_-
B : nggak kok *padahal dalam hati senang*
waktu pulang ke rumah, kegirangan sendiri, ngaca - ngaca huahaha
sementara tante saya bilang kalau saya mirip Leony Hartanty :p

Ibu Tuti
guru satu ini mungkin tidak bisa saya lupakan, beliau mulai mengajar saya kelas 5 sd mata pelajaran IPS dan IPA *agak tidak sinkron*. pada saat menjelang ujian ips, saya ingat beliau pernah memanggil nama teman - teman sekelas dan bilang akan memberikan mereka 50 ribu rupiah jika mendapat nilai 100 pada ujian IPS, sementara nama saya tidak disebut sendiri. teman - teman yang lain bilang "fransiska bu?" lalu si ibu pura - pura tidak dengar

pernah lagi, saat itu di depan saya ada seorang pria bernama Manggala Gandhi Pratama *kelas 6 sd waktu itu* pria tersebut minta diajarkan gambar doraemon serta gambar kotoran di belakang lks ips dia. lalu dengan berbangga hati saya mengajarkan pria itu, tiba - tiba kami dikejutkan dengan suara bu Tuti
"fransiska, kamu pasti ajarin Gandhi yang nggak - nggak, Gandhi nggak pernah kayak gitu. jangan ajarin dia yang nggak baik. coret - coret lks"
saya hanya bisa tertunduk diam dan menghela napas *huh huh huh* seperti itu

lagi, pernah juga teman saya, sebut saja namanya Bunga, 12 tahun. saat itu dia dijemput oleh mamanya pergi ke kota lain, sebut saja kota B. waktu itu saya dan teman saya, sebut saja namanya Suminten, 12 tahun dan masih single melihat kejadian tersebut. lalu si suminten bilang "nggak papa tante, nanti Suminten yang izinin ke guru bilang Bunga pergi sama tante" sementara saya hanya diam
ternyata teman saya si Bunga itu dibawa pergi ke kota lain.
alhasil saya saat naik ke kelas bertemu dengan ibu Tuti yang sedang menyantap makan siangnya, lalu saya dipanggil dan inti kata saya harus bertanggung jawab dengan perginya si Bunga. oke, jangan heran kenapa saya yang disalahkan. -_- saya juga tidak mengerti. saat itu saya yang masih lugu hanya bisa menangis tersedu - sedu. sementara itu saat jam les, tiba - tiba orang tua Bunga datang dan menanyakan keberadaan dan informasi tentang Bunga tentang saya, menekecebong atuh :( lalu beliau menanyakan alamat rumah saya, saya hanya bisa menjawab dengan menahan air mata ini. untung ada bu Yanti yang menengahi, mengatakan bahwa saya masih kecil tidak tahu apa - apa. setelah itu kasus Bunga hilang bagai angin. lalu saat SMA kelas 1 dia kembali ke kota Pekanbaru dan dengan senang hati dia bercerita kalau dia baik - baik dan senang saat pindah ke kota B :] saya hanya bisa menahan kepalan tangan. haha ternyata dia baik - baik saja di sana dan saya diberikan shock therapy di sini -_-


to be continued...

1 komentar:

TS Frima mengatakan...

kalo soal jaman SD saya, udah banyak yang gak keinget lagi :D